mY !maG!n@t!on

my !mag!nat!on was geTT!ng fresH everyday

Senin, 05 Januari 2009

Obrolan Langit

Lara percaya pada-Nya, seperti ia percaya pada atap rumahnya: ia tidak dapat melihat atap itu jika sedang berada di bawahnya, tapi ia tahu bahwa atap itu melindunginya.
Lara percaya pada-Nya seperti ia percaya pada tujuh lapis langit: ia tak dapat melihat langit itu jika sedang berada di bawahnya, tapi ia tahu bahwa langit itu melindungi bumi tempat ia hidup. Ia percaya padanya lebih dari apa pun di dunia ini
“Mama, apa langit akan memanggilku?” Tanya Lara sambil memandangi langit dari sudut tempat tidurnya.
“Kenapa Lara berpikir seperti itu.” Mamanya tercengang dan pandangannya beralih pada putri kecilnya.
“Langit begitu gelap, hitam dan besar. Lara kecil ma, Lara tak bisa lari. Jadi mungkin langit tak butuh waktu yang lama untuk menelanku ke dalam perutnya.“ Lara tak bergeming matanya terus menatap ke langit.
„ Langit tidak jahat Lara.....“
„Tapi dia bisa marah kan Ma? Bahkan tadi pagi, langit menangis. Kemarin iya. Kemarin2 nya iya...air matanya menghanyutkan rumah-rumah”
” Lara tahu apa yang membuat langit menangis?”
” karena sedih.” ucapnya lirih.
Mamanya mengangguk .“Lara tahu apa yang membuatnya sedih?“
Hening. Lara mengernyitkan alisnya.
„Lara tidak tahu ma.....Apa mama tahu?“
”Mama sebenarnya juga tidak tahu. Tapi menurut mama, mungkin karena manusia tidak mempedulikannya lagi.”
”Aku peduli padanya.”
”Buktinya apa?”
”Setiap malam aku memandanginya.”
Mama Cuma senyum.
”Mama.....kalau langit sedih, apa langit juga tidak mau makan?? Nanti bagaimana kalau langit sakit, langit tidak kuat berdiri lagi dan langit jatuh. Pasti kita semua akan tertimpa dia semua. Langit kan besar ya, Ma.”
” Tidak sayang, langit tidak selemah itu. Dia akan selalu bertahan, dan melindungi bumi, melindungi kita. Karena memang dia diciptakan untuk itu.”
”Lara sayang, lara harus tidur ini sudah malam.”
”Ma......”
”Apa sayang?”
”Lara capek ma.” Jadi kalau nanti langit menelanku biarkan saja ya Ma....
Lara ga boleh ngomong gitu. Langit tidak jahat lara.....
Iya, Lara tahu. Mama tadi sudah memberitahuku. Justru itu, langit tidak jahat......
Lantas apa untungnya langit menelan Lara?
”Mungkin aq bisa dijadikan bintang yang menerangi langit Ma.” Wajahnya berseri
Dan mungkin aq bisa melongok ke luar bumi. Di sana ada apa ya Ma?
Mama bercerita :
”dan sesungguhnya kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (dari langit) dan kami telah menghiasi langit itu bagi orang yang memandang(nya).
Dan kami menjaganya dari tiap-tiap setan yang terkutuk.
Kecuali setan yang mencuri-curi (berita) yang dapat di dengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang (15: 16-18)
”Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatkannya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api (72:8)
Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu), tentu akan menjumpai panah api yang mengintai untuk membakarnya. (72:9)
Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka (72:10)

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (67:3)

Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah (67:4)
Sesungguhnya kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan kami jadikan bintang-bintang itu alat pelempar setan dan kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala (67:5)
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (94:8)


Selebihnya.....Mama tidak tahu.....Lara.
“Ma, kalau langit tidak menelanku, aq yang akan terbang ke sana. mungkin kalau aq di atas sana. Aku hanya akan melihat bumi ini jadi kecil. Aq tidak akan memikirkan orang-orang yang menjauhiku dan meninggalkanku. Dari langit Aq tidak akan sedih memikirkan dunia yang kecil ini.”
"Apa mama boleh ikut terbang bersamamu, sayang”
“Tentu saja boleh. Bahkan aku tadi sudah berniat menajak mama terbang bersamaku. Tapi apa nanti mama tidak dicari ibu-ibu tetangga?”
“Sudah sayang, Lara harus tidur sudah malam.Mama sayang Lara. Lara jangan pergi ke mana-mana” sambil menahan tetesan air mata yang mau tumpah.
“ Lara juga sayang mama.”
Mama menutup selimut ke tubuh mungil Lara. Tubuh tanpa dua lengan dan tanpa dua kaki.
Ibu mana yang tak akan meneteskan air mata ketika melihat tubuh anaknya tak lengkap seperti itu sejak lahir. Aliran air hangat telah membasahi wajah mamanya. Lara....mama akan selalu jadi langitmu. ”Langit yang melindungimu......sepenuh hati”
Bulan Cuma segaris lengkung
Bintang berkedip
Langit terpejam
Seolah telah meneteskan air mata
Ketika saatnya tiba, aq tahu apa yang harus kumiliki sebelum jiwaku beristirahat dalam tenang.

”Ma....Lara capek........”
Bintang-bintang pagi menari dalam sebuah lingkaran merah, menyanyikan sebuah lagu tentang kehidupan dan kematian sekaligus .
Malaikat Jibril dan Izrail berdiri di hadapannya.
Sayap-sayap birunya memancarkan cahaya bintang gemintang
Mulut sang malaikat terbuka lebar dan berbagai catatan keluar ke sana, masing-masing catatan itu dalam warna-warni yang berbeda-beda....

Ketika waktunya tiba.....
Maka....
Dunia hanyalah rangkaian pahala dan dosa. Hanyalah jalan menuju surga atau neraka.

Tidak ada komentar:

Pengikut

Kerlap Kerlip Art